Memulai dengan Berani
Kita sering menunggu momen yang sempurna untuk mulai—menunggu sampai merasa siap, sampai punya waktu lebih, sampai semuanya terasa ideal. Sayangnya, momen itu jarang benar-benar datang. Kalau kita terus menunggu, yang datang justru penyesalan karena tidak pernah mencoba.
Memulai dengan berani tidak harus berarti membuat langkah besar. Kadang, keberanian itu sederhana: mengirimkan pesan pertama, membuka laptop dan menulis satu paragraf, mencoba hal baru meski belum yakin hasilnya. Langkah kecil seperti itu sering terlihat remeh, tapi di situlah kekuatan sesungguhnya.
Banyak hal besar lahir dari keberanian kecil yang diulang setiap hari. Tidak ada yang benar-benar siap sebelum mencoba. Orang yang tampak berani bukan karena mereka bebas dari rasa takut, tapi karena mereka tahu takut itu wajar, dan tetap bergerak bersamanya.
Rasa takut tidak perlu dihapus, cukup diajak berjalan. Karena justru di sanalah keberanian tumbuh—bukan dalam ketiadaan rasa takut, tapi di tengah-tengahnya.
Mulailah dari apa yang ada di depanmu, sekecil apa pun itu. Tidak harus sempurna, tidak harus pasti berhasil. Cukup mulai. Karena keberanian tidak muncul sebelum langkah pertama, ia tumbuh setelahnya, di setiap langkah yang kamu ambil.
Komentar
Ceritakan satu hal yang kamu rasakan setelah membaca artikel ini.
Menyiapkan data interaksi...
Belum ada komentar. Mulai duluan, yuk?